Akhirnya Sri menangis dan mengajak Joko untuk pulang ke Desa. Joko pun mengiyakan nya, Pakaian yang baru saja di letakkan di lemari pun ia ambil kembali.
Pintu kontrakan pun ia tutup rapat. Lalu ada Ranto (tetangga baru) sedang berjalan di depan kontrakan mereka, dan bertanya. Ranto: "Mau kemana pak buk? kok pagi pagi sudah rapi amat", Joko: "Mau pulang ke desa pak", Ranto: "Lho kok buru buru, baru aja 1 hari, kok udah mau pulang aja", Joko: "Nganu pak, duhhh (berbisik kepada istrinya) gimana ini buk?", Sri:"Udah ngomong aja pak", Joko: "Nganu pak, toko tambal ban Kami sepi, kemarin aja cuma ada 1 pelanggan", Ranto: "Oh, itu masalahnya". Dan akhirnya Ranto memberi tawaran kepada mereka. Ranto: " Gimana kalau pakai pelaris?, Pasti rame pelanggan nya ", Joko:" (Bingung), Gimana nih Bu? ", Sri: "Coba dulu aja Pak". Akhirnya Joko menyetujui tawaran Ranto.
Joko dan Sri tidak jadi pulang, barang barang kembali mereka letakkan sesuai tempatnya. Pukul 14.00 WIB Ranto datang. Ranto: "Assalamualaikum", Joko: "Waalaikumsalam, (sambil bergegas membukakan pintu), Mari masuk pak ". Tak lupa Sri membawakan secangkir kopi untuk pak Ranto yang kebetulan tidak suka kopi, Ranto: " Maaf bu Sri, Saya tidak suka kopi ", Sri: "Oh, maaf pak, kalau begitu bapak suka nya apa ya?", Ranto: "Suka ibu", Joko tersedak kerupuk yang baru saja ia ambil dari kolong meja.
Joko: "Ekhmm, (mencoba mengalihkan pembicaraan), gimana pak Ranto pelarisnya?", Ranto: "Oh, ini pak Joko (sambil mengeluarkan botol, yang di simpan di dalam resleting celana nya)", Joko: "Kenapa di simpan di situ?", Ranto: "Kalau di simpan di bank ada bunga nya pak".
Lalu Ranto menjelaskan tentang pelaris yang akan ia serahkan kepada pak Joko. Ranto: " Ini pelarisnya banyak digunakan di perusahaan perusahaan ternama ", Joko: " (penasaran), Itu apa ya pak? ", Ranto: "Ini tuyul pak................................"
